Budidaya Lebah Teuweul (Tetragonula biroi) di Bogor
![]() |
Pemilik Urban Bee Teuweul Bogor (Youtube/SEAMEO BIOTROP) |
Sumber: Budidaya Lebah Trigona di Urban Bee Teuweul Bogor
Narasumber: Dr. Mahani Sp., S.ci, dosen di fakultas industri pertanian, Universitas Padjadjaran.
Pendahuluan: Pak Mahani membudidayakan lebah trigona karena ingin mendapatkan propolis mentah yang terjamin kualitasnya dan berniai jual tinggi untuk industri propolisnya. Ia mulai membudidayakan lebah trigona sejak akhir Oktober 2013. Ia ingin meneliti bagaimana caranya untuk memproduksi propolis yang melimpah dan berkelanjutan. Ia bekerja sama dengan warga Bogor untuk membudidayakan lebah. Para warga diminta untuk menanam tumbuhan penghasil nektar dan dipinjamkan sebuah kotak berisi koloni lebah madu jenis biroi. Koloni lebah itu tidaklah gratis, sebagai gantinya, mereka harus memberikan anakan koloninya atau memberikan dua kali hasil panen madu. Jika mereka tidak bisa memberikan anakan atau hasil panen, mereka harus membayar RP1 juta untuk setiap kotaknya.
Pelajaran dari video ini:
1. Lebah Tetragonula biroi unggul dalam produksi propolis
Lebah trigona dengan nama latin Tetragonula biroi adalah jenis yang agresif, namun paling disukai dalam menghasilkan propolis. Ia bisa menghasilkan propolis yang lebih banyak dari jenis lainnya. Lebah trigona atau lebah tanpa sengat ini terkenal sebagai lebah dengan nilai jual produknya yang lebih tinggi daripada lebah bersengat karena kualitasnya yang bagus.
2. Siapkan vegetasi sebelum memulai budidaya
Sebelum budidaya lebah trigona, kita harus lebih dulu menyiapkan vegetasi atau sumber makanan lebah dan juga menyiapkan sarangnya. Sarangnya bisa diletakan di sebuah barak yang bisa menjaga suhu dan kelembaban udara tetap aman dari cuaca ekstrim. Sarang bisa disusun menjadi tiga bagian. Bagian paling dasar adalah tempat koloni, bagian kedua diisi oleh produk lebah, bagian ketiga adalah tutup. Jika ingin panen, kita tinggal mengambil bagian kedua, lalu menutup bagian pertama dengan tutup (bagian ketiga). Kita panen di tempat yang cukup jauh dari koloni supaya si koloni biroi yang cukup agresif ini tidak merasa terganggu.
3. Hasil panen tergantung musim
Panen hasil lebah trigona jenis biroi di Bogor rata-rata dua kali setahun, setiap
stup/kotak menghasilkan 1 liter madu dan 200-300 gram propolis. Jika cuaca hujan terus,
lebahnya tidak mau keluar. Bisa-bisa kita tidak panen karena semua madu yang sudah
dikumpulkan dimakan lagi oleh si lebah. Malah, kadang kita harus kasih makan mereka
supaya koloni mereka tidak punah. Untuk daerah yang curah hujannya tidak
terlalu sering, bisa panen tiga kali dalam setahun. Jika curah hujannya jarang,
bisa panen empat kali dalam setahun.
4. Masalah lebah trigona lebih sederhana
Masalah lebah trigona ini cenderung lebih sederhana dari
pada lebah madu Apis mellifera. Tanda bahwa mereka sehat dapat diindikasikan dengan ukuran pintu sarang yang normal dan lalu lintas yang lancar. Jika ada predator, lebah akan memperkecil pintu masuknya sebagai bentuk pertahanan diri. Hama yang biasa menyerang adalah lalat. Jadi si
lalat itu bisa bertelur di dalam sarang dan larvanya memakan segalanya. Bisa
juga ayam, tawon, tokek, cicak, dan lain sebagainya. Solusi agar lebah tidak
dimakan ayam, posisi sarang harus cukup tinggi dari tanah. Agar tidak terserang
jamur ketika musim hujan, sirkulasi udara juga harus baik, tidak boleh terlalu
lembab. Hal itu bisa diakali dengan membuat barak dengan atap yang tinggi dan sirkulasi udara yang baik.
5. Budidaya lebah mendukung pelestarian lingkungan
Budidaya lebah madu membantu upaya pelestarian lingkungan, apalagi jika yang kita budidayakan adalah jenis lebah trigona yang cenderung multiflora. Dengan merasakan manfaat ekonominya secara langsung, tentu saja masyarakat jadi lebih giat untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Comments
Post a Comment